The Lion of Jehuda: Kotbah 11 Maret 2012 Metal Set - Link Select

Jumat, 09 Maret 2012

Kotbah 11 Maret 2012


MENYATAKAN KASIH ALLAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI



Bacaan : Yohanes 2 : 13 -22


Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, ada sebuah cerita nyata demikian, ada seorang pendeta yang akan melakukan pelayanan perjamuan kudus di rumah. Perjamuan kudus rumah ini dilakukan di pepanthan yang jaraknya sangat jauh. Ketika akan menyetater motor, ia melihat jarum bensin menunjukkan huruf E, yang artinya empty atau bensin hampir habis. Mengingat jarak yang agak jauh, pendeta tersebut menyuruh anak asuhnya untuk membeli dua liter bensin. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Sekitar 50 meter. Dengan segera anak asuh tersebut melaju, dengan membawa selembar uang sepuluh ribu rupiah. Hampir 10 menit menjelang, anak asuh tersebut tidak kunjung tiba, maka gelisahlah sang pendeta, karena pelayanan itu harus segera dilakukan, mengingat medan yang sulit dan jarak yang jauh, juga cuaca yang tidak bersahabat, dan teman majelis yang sudah menanti di panthan. Saking gelisahnya, sang pendeta pun mondar-mandir, dan disapa istrinya “ono opo to pak….”. “Iki lo….bocah wadon siji, tuku bensin nang kidul kono…kok suwi tenan….”jawab sang pendeta. “Yo wis to pak….di enteni wae…mbok menawa entek bensin’e…dadine bocah’e golek nggon liyane…”kata istri menghibur. Lima belas menit berlalu, dan akhirnya datangnya si anak asuh. Sontak, terkejut sang pendeta melihat apa yang dibawa si anak asuh di tangannya. Sang pendeta pun menahan amarah, meskipun dalam hatinya sangat jengkel. Dengan nada lirih dan agak takut, si anak asuh berkata “Pak…nyuwun panganpunten….wontenipun namung kalih iket bayem punika…..sanesipun sampun telas….punika susuk’ipun taksih sanga ewu…”. Anak itupun kemudian berlalu.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, sadar atau tidak sadar, kehidupan kita seperti anak asuh di atas. Tidak memperhatikan secara seksama perintah Allah, dan kemudian melakukan sebuah kesalahan fatal, membeli bayam padahal perintahnya bensin, sangat tidak nyambung. Hanya karena kita tidak memperhatikan perintah Allah. Tuhan Yesus secara jelas memberikan perintah kepada kita kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesamamu. Itulah bensinnya, namun yang kita bawa adalah bayam. Pertanyaannya, mengapa kita perlu mengasihi Allah dan sesama? Ini lah yang akan kita hayati dalam minggu sengsara ke tiga saat ini. Tuhan Yesus sudah berkorban, untuk menyatakan kasihNya kepada kita, kasih yang tiada duanya. Nah saatnya kitapun menyatakan kasih kita kepada Allah, dengan melakukan perintahNya dengan benar dan tepat. Bacaan kita saat ini memberikan gambaran yang jelas, bahwa seorang yang dikatakan taat kepada Tuhan, ternyata hanya lamis, karena kepentingan dan keuntungan diri sendiri yang dikejarnya. Bait Allah disulap menjadi pasar. Persengkongkolan antara Imam dan penjual, memberikan keuntungan besar bagi Imam dan tentunya bagi penjual. Padahal Bait Allah merupakan tempat suci, tempat seharusnya umat dan Tuhan bertemu. Mereka membawa bayam kepada Allah, padahal perintahnya bensin. Mereka sibuk mengurusi urusan pribadi, sehingga lupa urusan Allah. Maka inilah yang membuat Tuhan Yesus sangat marah, mengobrak-abrik semua dagangan yang tidak layak di Bait Allah yang suci. Mereka hanya gajah diblangkoni, hanya menyatakan dirinya sebagai orang suci, bukan menyatakan kasih Allah dalam kehidupan mereka. Pertama mereka tidak mengasihi Allah, karena menyulap Bait Allah menjadi pasar, kedua mereka tidak mengasihi sesama, menghalangi umat yang akan bertemu dengan Allah, demi keuntungan mereka sendiri.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, lalu bagaimanakah dengan kita? Sudahkah perintah Allah kita lakukan dan kita nyatakan dengan benar dan tepat dalam hidup kita? Ataukah kita membawa bayam kepada Allah? Mari kita buka mata, telinga dan pikiran rohani kita, untuk serius mendengarkan perintah Allah, dan melakukannya dengan tepat dan benar dalam hidup kita ini. Mata untuk melihat, yaitu melihat kasih Allah yang besar dalam hidup kita. Telinga untuk mendengar kebaikan-kebaikan Allah, dan pikiran untuk mengolah apa yang kita lihat dan kita dengar, untuk kita nyatakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kita bisa melihat dan mendengar? Ya dengan membaca firmanNya, beribadah, PA, mendengar lagu-lagu pujian. Dan bagaimana kita bisa mengolahnya? Ya dengan saat teduh, saat dimana kita merenungkan semuanya, dan mencari langkah praktis untuk melakukannya. Sebagai contoh, saat ini kita mendengar sabda Allah bahwa kita anak-anakNya diberi perintah untuk mengasihi Dia. Hal ini kita renungkan di rumah, mungkin bisa bersama dengan keluarga ataupun sendiri. Piye ya carane nresnani Gusti Allah. Kemudian kita teringat sabda Tuhan dalam keluaran 20, atau kita teringat untuk melihat 10 perintah Allah yang terpampang di belakang buku kidung BMGJ. O ya…jarene pak pendhita…sing nomer 1-4 ki cara praktis nresnani Gusti Allah, tegese aku ora oleh duwe allah liyane, aku ora oleh nyawiyah, aku ora oleh manembah allah liyane, mung Gusti Yesus sing dak sembah, dudu kuburan, dudu gunung, dudu kali…o yo ngunu to….

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, marilah kita nyatakan kasih Allah dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan cara mengasihi Dia dan mengasihi sesama kita, bukan mencari keuntungan sendiri seperti yang dilakukan orang-orang dalam cerita Injil kita saat ini. Mereka hanya mementingkan diri sendiri, hingga menyulap Bait Allah menjadi pasar. Contohnya, jika waktu sudah menunjukkan jam 6.30 atau 17.30 pada hari minggu, segeralah kita untuk mandi dan berdandan, bukannya jam 6.45 atau 17.45 kita baru mandi dan berdandan. Mengapa demikian, dengan kita mandi dan berdandan pada pukul 6.45 atau 17.45, saya jamin, kita pasti terlambat ke gereja. Atau, ketika waktu sudah menunjukkan angka 6.30 atau 17.30, kita masih tidur, atau masih dengan kesibukan kita, yang akhirnya membuat kita lupa waktu, dan akhirnya waktu menujukkan angka 7.15 atau 18.15, maka kita memutuskan untuk, absen tidak ke gereja. Contoh lainnya, misalnya kita bapak-bapak, sudah bosan dengan keadaan di rumah, karena istri seperti burung beo, akhirnya kita memutuskan untuk ke herodes (istilah lain untuk Harlois), saya dengar itu sebagai lokalisasi. Marilah kita nyatakan kasih Allah secara benar dan tepat, dalam kehidupan kita sehari-hari, karena Ia terlebih dahulu menyatakan kasihNya kepada kita secara tepat dan benar.


Related Post:

0 komentar:

 
ans!!