The Lion of Jehuda: Kotbah 1 April 2012 Metal Set - Link Select

Rabu, 28 Maret 2012

Kotbah 1 April 2012

TIDAK SEPERTI JEMANI


Bacaan : Markus 11 : 1-11


Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, sekitar tahun 2007 ada sebuah tanaman yang membuat heboh Indonesia. Harganya melejit luar biasa, banyak dicari, hingga banyak orang rela menjual harta yang dimiliki, sekedar untuk memiliki tanaman yang sedang ngentrend tersebut. Tidak hanya itu, ada pula yang rela beralih profesi menjadi pencuri, demi tanaman tersebut. Begitu luar biasa tanaman ini menjiwai masyarakat Indonesia, baik yang berkelas ekonomi social paling bawah sampai konglomerat sekalipun. Ya, jemani atau anturium namanya. Berdaun dua atau tiga, nilainya sudah melebihi harga sebuah HP ketika itu. Berbagai upaya dilakukan, agar tanaman jemani itu tetap hidup dan terawat dengan baik. Bahkan, ada yang dimasukkan ke dalam kamar tidur, karena takut jika tanamannya lenyap. Menurut informasi dari www.royyak.com, tanaman ini termasuk tanaman liar yang tumbuh dan berkembang di hutan. Artinya, sebenarnya tanaman ini dapat di dapatkan di hutan, dan secara gratis, tidak perlu harus merogoh kocek yang banyak. Ada yang bisa membeli sebuah mobil baru, karena menjual 4-5 tanaman jemaninya, wow luar biasa. Tapi apa yang terjadi saat ini, atau lebih tepatnya menjelang tahun 2008, tanaman jemani tidak populer lagi, bahkan kalau perlu dijadikan lalapan. Mau ditaruh di depan rumah, tidak akan ada yang mau mengambilnya, apalagi harus membayar dengan nilai tertentu. Mungkin bagi masyarakat pedesaan, tanaman ini lebih baik buat pakan sapi atau kambing. Tapi begitulah fenomena yang terjadi di tahun 2007, Indonesia heboh karena jemani. Orang gelisah karena jemani, orang tergila-gila karena jemani. Tapi sekarang, jemani tidak ada nilainya, dan tidak ada artinya. Orang akhirnya hanya suam-suam kuku saja.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, fenomena semacam ini, juga terjadi sekitar 2000 tahun yang lalu, di tengah pelayanan Tuhan Yesus. Popularitas Tuhan Yesus luar biasa ketika itu, karena Tuhan Yesus mampu melakukan banyak mujizat, yang mengherankan, dan membuat banyak orang tercengang. Kepopuleran Tuhan Yesus dimaknai sebagai tanda kehadiran Sang Mesias, yang dinubuatkan para nabi sebagai seorang yang akan menyelamatkan bangsa Yahudi dari penindasan. Tuhan Yesus bak tanaman jemani yang dipuja-puja, diagung-agungkan, dan dicari banyak orang. Maka penyambutan rombongan Tuhan Yesus, dilakukan secara luar biasa oleh orang-orang, ketika Tuhan Yesus akan memasuki Yerusalem. Ada yang merelakan bajunya, sebagai alas/karpet bagi kedatangan Sang Raja. Ini menggambarkan kerelaan orang-orang sebagai umat yang setia kepada sang Mesias. Ada pula yang mengambil ranting hijau yang diambilnya dari ladang. Warna hijau menggambarkan, bahwa orang-orang menyambut Tuhan Yesus dengan kegembiraan dan kesuka citaan. Ranting yang diambil dari ladang, menggambarkan bahwa orang-orang memberikan yang terbaik bagi Tuhan Yesus, yaitu dengan memberikan yang masih segar, yang baru, dan yang terbaik. Dan mereka mengikuti arak-arakan dari belakang, sambil bersyukur dan berseru. Ini menggambarkan betapa mereka memuja Tuhan Yesus, sebagai Sang Mesias, dengan setia mengikut dari belakang. Namun apa yang terjadi? Kebanyakan dari mereka hanya suam-suam kuku saja. Ketika Tuhan Yesus diarak, bukan sebagai Sang Mesias, tapi di arak karena difitnah, semua bungkam, dan bahkan ada yang berbalik arah menghujat dan ikut menyiksa Tuhan Yesus, hingga Tuhan Yesus harus menjalani kematian di kayu salib. Penyambutan yang luar biasa tergantikan dengan penyiksaan yang luar biasa, bahkan dianggap Tuhan Yesus tidak ada nilainya, tidak ada artinya, patutnya dihukum mati saja.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kita sekarang ini memasuki minggu sengsara yang ke enam atau yang disebut dengan minggu palmarum. Minggu sengsara, adalah minggu-minggu kita menghayati kembali kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus. Sekarang pertanyaannya kepada kita, apakan kita pun juga suam-suam kuku? Adakah penyambutan tiap saat yang luar biasa dalam hidup kita, atas kedatangan Tuhan Yesus yang membuahkan keselamatan kepada kita? Atau penyambutan itu hanya sekarang serimonial belaka? Misalnya, menyambut kedatangan Tuhan ketika akan Perjamuan saja, ketika mempunyai masalah berat, atau ketika kita baru merasa butuh saja. Mungkinkah kita juga memperlakukan hal sama, seperti halnya tanaman jemani? Atau, mungkinkah ada yang berbalik 180 derajat, menghujat dan menyiksa Tuhan Yesus? Dalam minggu sengsara ini, marilah kita mengoreksi diri, dan kita tanamkan dalam diri kita untuk menyambut Tuhan tiap saat, tiap waktu, bahkan tiap detik. Ada tiga hal yang dapat kita pelajari dari firman Tuhan, mengenai cara penyambutan kehadiran Tuhan Yesus dalam hidup kita.

1. Memberikan baju kita sebagai alas

Kita merelakan hidup kita bagi Tuhan, dengan senantiasa merendahkan hati kita. Dengan kerendahan hati itulah, kita menyambut kedatangan Tuhan Yesus dalam hati dan hidup kita. Mengapa kita perlu merendahkan diri? Karena dengan merendahkan diri, kita telah meneladani Tuhan Yesus yang mau merendahkan diriNya, bahkan rela berkorban bagi hidup kita. Bentuk kerendahan hati terwujud melalui tutur kata kita, melalui sikap kita terhadap orang lain.

2. Memetik tanaman yang masih hijau

Selalu memberikan yang masih segar, yang fresh, yang terbaik bagi Tuhan Yesus. Misalnya, kita memberikan persembahan, ya persembahan yang terbaik bagi Tuhan. Ukuran terbaik itu, bisa kita nilai sendiri, seberapa pantas kita memberikan yang terbaik itu kepada Tuhan Yesus. Contoh lain, totalitas dalam keterlibatan pelayanan Tuhan Yesus, sebagai bentuk kita memberikan yang terbaik. Tidak setengah-setengah atau dengan terpaksa. Kita memegang prinsip, Tuhan Yesus sudah mau melayani dengan yang terbaik, kita pun melayaniNya dengan yang terbaik.

  1. 3. Mengikut dan menyerukan namaNya

Dalam kehidupan kita, apapun kondisi dan situasinya, kita tetap bertekad mengikut Tuhan, bahkan kalau dikatakan, sampai titik darah penghabisan. Apapun tidak ada yang bisa menggantikan posisi Tuhan Yesus dalam hidup kita. Dan senantiasa menyerukan nama Tuhan Yesus dalam hidup kita. Sebagai contoh, orang menawari sesuatu kepada kita, dengan imbalan meninggalkan Tuhan Yesus. Contoh menyerukan namaNya, yaitu dengan bersyukur kepada Tuhan Yesus dalam segala hal. Misalnya mendapat bencana, tetap berkata “Tuhan Yesus pasti memberikan kekuatan kepada saya…..”.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, marilah kita menjadi anak-anak Tuhan Yesus yang taat dan setia, sampai pada akhirnya. Tidak lama lagi Ia akan datang, maka marilah kita mengubah sikap hidup kita, yang tidak berkenan di hadapanNya. Selamat memasuki minggu pra paskah, dan menyiapkan diri memasuki Paskah. Tuhan Yesus memberkati.





Related Post:

0 komentar:

 
ans!!